Draft:Nico Lieke
Submission declined on 2 August 2024 by DoubleGrazing (talk). This is the English language Wikipedia; we can only accept articles written in the English language. Please provide a high-quality English language translation of your submission. Have you visited the Wikipedia home page? You can probably find a version of Wikipedia in your language.
Where to get help
How to improve a draft
You can also browse Wikipedia:Featured articles and Wikipedia:Good articles to find examples of Wikipedia's best writing on topics similar to your proposed article. Improving your odds of a speedy review To improve your odds of a faster review, tag your draft with relevant WikiProject tags using the button below. This will let reviewers know a new draft has been submitted in their area of interest. For instance, if you wrote about a female astronomer, you would want to add the Biography, Astronomy, and Women scientists tags. Editor resources
|
Nico Lieke | |
---|---|
Born | Manado, Indonesia | 11 August 1975
Citizenship | Indonesian |
Alma mater | University of Pennsylvania University of Oxford |
Nico Lieke, MBA (lahir 11 Agustus 1975) adalah seorang pengusaha berkebangsaan Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Jobubu National Investments.
Nico dikenal sebagai salah satu ahli dalam perumusan dan pengimplementasi kebijakan baik makro maupun mikro, dalam rekam jejak yang meliputi pembuatan kebijakan Restrukturisasi Industri Perbankan Indonesia saat Krisis Moneter, pembuatan kebijakan Industri Elektronik Korea Selatan, sebagai Staf Ahli DPR RI dalam perumusan Omnibus Law, perancang kebijakan pemerintah Malaysia, serta restrukturisasi 7 perusahaan dan menyelamatkan 400.000 tenaga kerja.[1].
Sebelumnya, Nico pernah menduduki beberapa jabatan di perusahaan seperti Smartfren, Sugar Group Companies (Gulaku), webMethods, dan McKinsey & Company[1].
Latar Belakang
[edit]Lahir di Manado, Nico menamatkan pendidikan dasar, mengah dan atas di Manado, Indonesia.
Kemudian, Nico melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi di The Wharton School of Business, University of Pennsylvania di Philadelphia, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar Bachelor of Science[1]. Sebagai mahasiswa S1, Nico mengambil tiga jurusan: Strategic Management, Entreprenurialship dan Finance, serta aktif sebagai Presiden kepengurusan Wharton Annual Capital Markets Conference.
Di tahun 2001, Nico memutuskan untuk mengambil program Master of Business Administration (MBA) di Said Business School, University of Oxford. Pada masa ini, Nico juga turut berperan sebagai Worldwide Chairman untuk Oxford Business Forum[1].
Karier
[edit]McKinsey & Company (1997-2000)
[edit]Setelah menamatkan pendidikan S1, Nico langsung bekerja di salah satu perusahaan konsultan terbesar di dunia, McKinsey & Company, dimana Nico menjadi seorang Konsultan[1]. Sebagai konsultan, Nicho berkesempatan untuk melayani klien di Jakarta, Singapura, Chicago, Seoul, Tokyo dan Kuala Lumpur. Beberapa proyek yang ditangani langsung oleh Nico termasuk merger Bank Mandiri, pembuatan Buku Biru Restrukturisasi Industri Perbankan Indonesia saat krisis moneter, dan pembuatan Buku Biru Industri Elektronik Korea Selatan.
webMethods (2000-2001)
[edit]Di tahun 2000, Nico menjabat sebagai direktur webMethods, sebuah perusahaan peranti lunak yang berbasis di Virginia, Amerika Serikat. Disini, Nico berkesempatan untuk meluncurkan cloud-based Enterprise Resource Planning (ERP) pertama di dunia.
Institute of Strategic and International Studies Malaysia (2002-2004)
[edit]Nico dipercaya pemerintah Malaysia dan tergabung menjadi Fellow dalam tim perancang kebijakan pemerintah Malaysia, membantu Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi dalam transisi dari Wakil Perdana Menteri menjadi Perdana Menteri Malaysia[1].
Sugar Group Company (2004-2009)
[edit]Setelah berkiprah cukup lama di luar negeri, Nico memutuskan untuk kembali ke tanah air dan menjabat posisi Group Factory Coordinator di Sugar Company Group[2], sebuah perusahaan produsen gula di Indonesia yang memproduksi 23% dari total produksi gula di Indonesia. Di posisi ini, Nico tergabung dalam tim yang bertanggung jawab melahirkan merk gula Indonesia pertama yang Bernama ‘Gulaku’. Nico juga dipercaya untuk menjadi Kepala Tim Perancang Produksi Bio-Etanol (BBM) Indonesia[3], sesuai dengan keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
PT Smart Fren Tbk (2009-2010)
[edit]Di kesempatan berikutnya, Nico bergabung sebagai Commercial Chief Operating Officer di salah satu operator telekomunikasi Indonesia, Smartfren. Di posisi ini, Nico bertindak sebagai penyelamat perusahaan yang hampir bangkrut dengan melakukan restrukturisasi.
PT Jobubu National Investments (2011 - Sekarang)
[edit]Nico terdaftar sebagai shareholder dan Direktur Utama PT Jobubu National Investments, dengan aset-aset perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, hiburan, minuman dan tambang, termasuk PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk[4]
Kehidupan Pribadi
[edit]Nico aktif dalam organisasi sosial dan terdaftar dalam beberapa asosiasi termasuk Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) sebagai Ketua Umum DPP Provinsi Sulawesi Utara, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sebagai Bendahara Umum Nasional, juga sebagai pengurus Dewan Pimpinan Pusat Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), dan menduduki kursi kepengurusan di Enterpreneurs Organization (EO).
References
[edit]- ^ a b c d e f Widyastuti, Rr Ariyani Yakti (2023-01-07). "Produsen Minuman Beralkohol Cap Tikus Melantai di BEI, Ini Profil Perusahaan dan Komisaris Utamanya". Tempo. Retrieved 2024-08-02.
- ^ Purwanti, Teti. "Nico Lieke: Bawa Cap Tikus ke Harvard!". CNBC Indonesia (in Indonesian). Retrieved 2024-08-02.
- ^ antaranews.com (2007-12-10). "Sugar Group Dukung Pengembangan Ethanol". Antara News (in Indonesian). Retrieved 2024-08-02.
- ^ Aprilia, Zefanya. "Ngeri! Pemilik Emiten 'Cap Tikus' Bukan Orang Sembarangan". CNBC Indonesia (in Indonesian). Retrieved 2024-08-02.